EMBAR KERJA
PESERTA DIDIK
Standar Kompetensi : 9. Memahami isi berita dari radio/televisi
Kompetensi Dasar :
9.1.Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana,
kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan/
atau ditonton melalui radio/televisi
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
pembelajaran ini, siswa mampu
• menemukan
pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan
bagaimana)
yang didengar dan/atau ditonton melalui radio/televisi;
Materi :
Bacalah teks berita berikut , kerjakan
tugas berikut ini :
Sudah
Telan 40 Korban
Serangan
demam berdarah dengue (DBD) kian meluas dan mengganas. Hingga kemarin, dari
data yang dihimpun Radar di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ), Rumah Sakit
Tentara Soepraoen (RSTS), dan Rumah Sakit Islam Aisyiah (RSIA), jumlah
penderita terus menunjukkan peningkatan tajam.
Penderita terbaru tercatat tiga orang dari Jl. Anyelir 8
Kota Malang, yakni Eddo, 17; Nawasista, 39; dan Fitra, 3. Tiga orang tersebut
adalah satu keluarga yang masuk dini hari kemarin di RKZ. Dengan tambahan itu,
secara kumulatif di RKZ ada 25 penderita terhitung mulai awal Oktober. Sisanya
tersebar di RSI, RST Soepraoen, dan RS Lavallete. Totalnya 40 pasien.
Menurut salah seorang anggota keluarga mereka, Jumat
kemarin di kampungnya telah dilaksanakan pengasapan (fogging). Ironisnya, dini
hari setelah pengasapan itu tiga anggota keluarganya harus menjalani rawat inap
karena DBD. “Malam-malam mas bawanya ke rumah sakit. Ketahuannya malam hari
itu,” kata seorang wanita di rumah tersebut.
Sementara di RST tercatat satu penderita di ruang
anak-anak Paviliun Nusa Indah. Satu penderita itu adalah Awang Shinta, 8. Dia
tak lain adalah kakak kandung dari Awang Akbar Rafsanjani 2,5 tahun, warga Jl.
Kemantren III Gg. 3 No. 12 yang
meninggal Jumat lalu akibat serangan DBD pada Kamis sebelumnya.
Sedangkan di RSIA, hingga saat ini tercatat delapan orang
penderita. Dua orang dari Klayatan Gg. III,
seorang dari Perumahan Sawojajar I, seorang dari Kasin Gg. Keramat, seorang dari Jl. Kematren, seorang dari
kecamatan Dau, dan seorang lagi dari Kebonagung. Sedangkan satu lagi warga dari
Klayatan Gg. II masih berstatus suspect
(diduga DBD).
(Dikutip
dari Jawa Pos dengan perubahan seperlunya )
Jawablah pertanyaan
berikut!
1. a. Peristiwa apa yang
diinformasikan dalam berita itu ?
b. Siapa yang terlibat dalam berita itu ?
c. Dimana berlangsungnya peristiwa itu ?
d. Kapan terjadinya peristiwa itu ?
e, Mengapa peristiwa itu terjadi ?
f. Bgaiamana awal dan akhir peristiwa itu ?
2. Carilah contoh berita dan tulislah
pokok – pokoknya !
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
9. Memahami isi
berita radio/televisi
|
Kompetensi
Dasar
|
9.2 Mengemukakan kembali berita yang didengar/ditonton melalui radio/
televisi
|
Indikator
|
· Mampu menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar
· Mampu merangkai pokok-pokok berita
secara bervasiasi menjadi teks
berita
· Mampu menyunting berita yang ditulis
|
I.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1.
Menuliskan pokok-pokok
berita dengan ejaan yang benar
2.
Merangkai pokok-pokok
berita secara bervasiasi menjadi teks berita
3.
Menyunting berita yang
ditulis
Simaklah
pembacaan teks berita berikut, kerjakan
tugas berikut ini!
Emas Plus Rekor dari Penggembala Kambing
NAKHON RATCHASIMA-Seulas senyum
menghiasi wajah lifter Indonesia Eko Yuli Irawan ketika turun dari panggung
lomba angkat besi SEA GAMES XXIV di Assembly Hall Nakhon Ratchasima Vocational
College kemarin (8/12). Kedua telapak tangannya ditutupkan ke wajahnya sambil
mengucap kalimat tanda syukur ”Alhamdulillah, saya rebut emas”.
Pelatih, ofisial, dan wartawan
Indonesia pun ikut diliputi kebahagiaan dengan keberhasilan Eko tersebut.
Lifter mungil dengan berat badan 55,55 kg itu (kelas 56) meraih emas dengan
total angkatan 284 kg. Dia membuat angkatan 126 kg untuk snatch dan 158 kg untuk clean
& jerk.
Atlet asal lampung itu
mengalahkan peringkat dua dunia asal Vietnam Hong Anh Tuan yang hanya mampu
mengoleksi total angkatan 281 kg, 128 kg untuk snatch dan 153 kg untuk clean
& jerk. Dengan prestasinya ini, Eko sekaligus memecahkan rekor SEA
Games di kelas 56 kg atas nama atlet seniornya Jadi Setiadi yang dibuat di SEA
Games XXII tahun 2003.
Eko bakal mendapat bonus 200
juta dari pemerintah. Dengan bonus tersebut, Eko berkeinginan membangun rumah
untuk kedua orang tuanya karena sampai hari ini masih belum memiliki rumah
sendiri. Motivasi mulya itulah yang menjadi salah satu kiat suksesnya. Dia juga ingin memiliki kambing kembali
di tanah kelahirannya. Sebelum bergabung dalam pelatnas angkat besi,
kesibukannya sehari-hari adalah menggembala kambing.
Dikutip dari Jawa Pos, Edisi Minggu 9Desember 2007, halaman 1&15.
Jawablah pertanyaan berikut!
1. a.
Peristiwa
apa yang terdapat dalam teks berita itu ?
b. Bagaimana
peristiwa itu terjadi ?
c. Siapa
saja yang terlibat dalam berita itu ?
2.
Tulislah pokok – pokok itu menjadi
sebuah kalimat.
3.
Suntinglah teks berita yang telah kamu buat tersebut !
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi
melalui kegiatan diskusi dan protokoler
|
Kompetensi
Dasar
|
10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan
penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan
|
Indikator
|
· Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam
diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif
|
I.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1.
Menyampaikan persetujuan dalam diskusi dengan
etika yang baik
dan santun.
2.
Menyampaikan sanggahan dan penolakan pendapat
dalam diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif dengan santun
Bahan diskusi.
Secara berkelompok, bacalah teks
berikut !
Sinema Remaja Tanyangan Televisi Kita
Setelah sukses A2DC ( Ada
Apa Dengan Cinta ) menyedot pemirsa remaja, banyak sineas dan produser melirik
pasar baru untuk bisnis hiburannya. Akibatnya, jangan heran jika puluhan sinema
remaja setiap pekannya diputar diberabagai stasiun televisi lokal. Semua
bercerita tentang remaja. Persoalannya, bagaimana dengan pesan moral yang
dibawa dalam sinema – sinema tersebut bagi kehidupan anak sekolah khususnya?
..................................
(
dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMP
kelas VIII, Depdiknas, halaman 138)
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Bagaimana
pendapat kelompokmu terhadap pendapat yang terdapat dalam teks diatas ?
2. Tulislah
pendapat yang sesuai dan pendapat yang tidak sesuai!
3. Tulislah
sanggahan yang muncul dan penolakan usul yang muncul dalam diskusi !
LEMBAR KERJA PERSERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 Fatuleu
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi
melalui
kegiatan diskusi dan protokoler
|
Kompetensi
Dasar
|
10.2 Membawakan
acara dengan bahasa yang baik dan
benar serta santun
|
Indikator
|
· Mampu menyimpulkan tata cara protokoler pembawa acara dalam berbagai
acara dengan logis
· Mampu menunjukkan garis besar susunan acara dengan benar.
·
Mampu membawakan acara
dengan bahasa yang baik dan benar serta santun sesuai dengan konteks acara
|
I.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1.
menyimpulkan tata cara
protokoler pembawa acara dalam berbagai acara dengan logis
2.
Menunjukkan garis besar
susunan acara
dengan benar
3.
Membawakan acara dengan
bahasa yang baik dan benar serta santun sesuai dengan konteks acara
Bacalah susunan acara
berikut ini !
SUSUNAN ACARA PERPISAHAN SISWA KELAS IX
Tahun 2008
1. Pembukaan
2. Pembacaan
ayat suci Al Qur’an
3. Laporan
ketua panitia
4. Sambutan
– sambutan : a. Kesan dan Pesan siswa kelas IX
b. Sambutan perwakilan wali murid
c. Sambutan Kepala Sekolah
5. Ceramah
Pendidikan
6. Hiburan
7. Penutup /
Do’a
1.
Pedoman Penskoran sebagai pembawa acara
No
|
Nama siswa
|
Aspek yang
dinilai
|
Skor
|
Jumlah skor
|
||
Vokal
|
Bahasa
|
Penampilan
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Skor
: 4 = sangat baik
Skor 3 = Baik
2=
Cukup
1
= kurang
Kriteria penilaian skor = skor didapat siswa X 100
Skor
maksimal (12)
Sekolah
|
:
SMPN 1 Fatuleu
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca
intensif, dan membaca nyaring
|
Kompetensi
Dasar
|
11. 1 Menemukan masalah utama dari berbagai berita yang bertopik sama
melalui membaca ekstensif
|
Indikator
|
·
Mampu mendata masalah-masalah dari
tiap-tiap berita
· Mampu menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita
· Mampu menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan
beberapa berita
|
Alokasi
Waktu
|
: 4
X 40 menit ( 2 pertemuan)
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa mampu
1.mendata
masalah-masalah dari tiap-tiap berita
2.Menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita dengan logis (berpikir
logis)
3.Menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan beberapa
berita
(kreatif)
Teks 1
Regulator dari Pemerintah Otomatis
Timo
konsultan program konversi memastikan informasi yang diberikan penjual
regulator salah. Regulator dari pemerintah juga dapat menutup otomatis. Anggota
tim konsultan program konversi wilayah Banjarsari, Hendriantoro mengatakan
regulator dari pemerintah dapat menutup otomatis saat selang dilepas. Dugaan
sementara penjual sengaja melakukan trik untuk membuat warga percaya bahwa
produk mereka lebih aman.
Pengelola
took listrik dan elektronik di jalan Rajiman mengatakan harga regulator
dipasarkan hanya berkisar 40.000 – 80.000/unit, atau lebih malah sedikit jika
konsumen membeli sekaligus dengan selang. Apabila harga lebih dari Rp. 100.000
dan ditawarkan langsung ke rumah-rumah bisa jadi itu penipuan (11/13).
Masyarakat tidak perlu mengganti selang dan regulator hanya demi keamanan.
Semua gas elpiji pasti akan keluar dari selang yang dilepas dari regulator,
kemudian disulut api, sehingga seolah-olah regulator bocor.
Teks 2
Warga Jadi Korban Pedagang Regulator
Beberapa
warga banjar sari menjadi korban pedagang regulator yang menyampaikan informasi
keliru, di antaranya menyatakan bahwa paket konversi dari pemerintah kurang
aman. Warga tersebut membeli regulator dari pedagang tersebut dengan harga
195.000/buah (10/03).
Sepak
terjang pedangan regulator ini membuat gerah petugas lapangan konversi minyak
tanah ke gas elpiji. Dengan alasan demi keamanan, warga disarankan membeli
regulator dari pedagang tersebut dengan harga Rp. 215.000 / unit diskon 10%
dengan garansi selama 1 tahun. Saat datang ke rumah mereka mengaku sebagai
surveyor untuk mengecek kondisi kompor dan tabung gas dari program konversi.
Untuk
meyakinkan warga, oknum pedagang tersebut membandingkan dua produk melalui demo
di hadapan warga. Keunggulan proguk yang ditawarkan regulatornya dapat menutup
otomatis jika selang dilepas dari regulator. Sedangkan regulator dari
pemerintah, saat selang ditarik gas akan keluar.
Soal :
1.
Tuliskan masalah utama dari kedua berita
diatas
2.
Kembangkanlah
hal-hal penting tersebut dalam bentuk kalimat (paragraph)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca
intensif, dan membaca nyaring
|
Kompetensi
Dasar
|
11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif
|
Indikator
|
· Mampu mendata informasi yang problematik dan atau kontradiktif dari bacaan
· Mampu merumuskan masalah dari data yang diperoleh untuk bahan diskusi
|
Alokasi
Waktu
|
: 4
X 40 menit ( 2 pertemuan)
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa mampu
1.
Mendata informasi yang
problematik dan atau kontradiktif dari
bacaan
dengan benar
2.
Merumuskan masalah dari
data yang diperoleh untuk bahan diskusi secara logis
Bacalah kutipan buku dibawah ini :
ADU
CERDIK BANDAR-POLISI
Perjudian memang
sudah ada sejak lama. Selama itu pula penyakit masyarakat ini sulit
dihilangkan. Polisi sebagai aparat penegak hukum pun merasa kuwalahan untuk memberantas jenis kejahatan
yang masuk nomor urutan pertama atensi Kapolda Jatim Irjen Pol Herman
Sumawiredja ini.
Kendati peraturan yang diterapkan cukup
tegas, namun bukan berarti para pengusaha perjudian dalam hal ini Bandar,
pasrah dan menyerah. Mereka pun beradu kecerdikan dengan polisi untuk melakukan
bisnis ini secara diam-diam.
Penelusuran koran ini pada sejumlah
pengepul dan pengecer judi togel yang telah berhasil tertangkap polisi dan
telah bebas dari penjara, rata-rata mengaku tidak putus asa kembali menekuni
pekerjaan yang sama. Sebut saja Bondet dan Bondan yang ditemui di sekitar Pasar
Kebalen, Kecamatan Kedung Kandang, sepekan silam.
Dua lelaki berusia 30-an tahun ini mengaku
sekarang banyak celah membuka bisnis togel yang telah ditutup polisi. “Memang
benar hampir semua lini sudah dihadang. Andaikan ada yang bisa buka, paling itu
adalah mata-mata polisi yang sengaja diciptakan untuk membongkar jaringan judi
yang selama ini memang cukup kuat dan tertutup,” kata Bondet, residivis kasus
judi togel saat ditemui di sebuah warung kopi.
Akibat langkah tegas itu, pria berkepala
plontos ini mengatakan, banyak inovasi yang dilakukan untuk bersaing strategi
dengan polisi. Di antaranya tidak lagi menggunakan cara-cara
konvensional, yakni banyak digunakan sebelum 2005.
Cara konvensional itu
diantaranya menggunakan lembaran kupon dan ada rekapan (catatan) baik buku atau lembaran kertas
serta alat tulis. Selain pada tataran teknis yang mudah terbaca polisi, juga
pada tingkatan jaringan yakni antar pengecer, pengepul, dan bandar yang satu
dengan yang lainnya saling mengenal.
Namun sekarang pelaku makin
cerdik dan memanfaatkan teknologi komunikasi sebagai pengganti cara
konvensional. Misalnya, mereka sudah banyak yang memakai HP, faks, bahkan
internet. Begitu juga cara pembayaran yang dilakukan antara mereka jarang
dilakukan langsung, namun melalui transferbank dan penerbitan cek.
Cara itu ditempuh untuk
menyulitkan polisi dalam melakukan pembuktian. Hal yang sama juga dilakukan
dengan merapikan jaringan dengan menutup diri dengan lainnya. “Sekarang antara
pengecer, pengepul, hingga ke Bandar jarang ada yang saling kenal. Semuanya
dilakukan secara tertutup dengan menggunakan jasa kurir,” tambahnya.Dengan cara
itu, diharapkan polisi tidak bisa masuk ke jaringan inti. Apalagi membekuk si
Bandar. Kalau mau jujur, kata Bondet, pengecer dan pengepul adalah orang yang
sengaja diciptakan oleh Bandar untuk melindunginya dari aparat keamanan.
Menambah keterangan Bondet,
penjudi lainnya, Bondan yang duduk bersebelahan mengaku perbuatan yang dia
lakukan memang salah di mata hukum. Namun, karena himpitan ekonomi, mereka pun
tidak patah semangat untuk kembali mengulang pekerjaan yang pernah membawa
mereka masuk penjara dan dicap masyarakat sebagai narapidana.
“Mau kerja apa lagi, wong sekarang mencari pekerjaan susah.
Terlebih kami telah berpredikat sebagai narapidana, semakin sulit orang yang
mempercayai kami untuk memberikan perkerjaan,” tambahnya.
Meski mengaku saat itu dia kerap
kucing-kucingan dengan petugas, namun dia bisa memahami tugas polisi untuk
memberantas perjudian. “Ketika masih di lapangan dia merasa polisi juga manusia
yang memiliki jiwa-jiwa kemanusiaan dan kepekaan sosial. Sehingga di lapangan
kerap dia temui banyak bentuk-bentuk toleransi-toleransi yang diberikan.
Misalnya, jika seorang tukang becak atau pemulung yang telah berusia lanjut
terpegok menjadi pengecer judi, ada saja yang diamaafkan dan disuruh
meninggalkan lokasi karena masih merasa kasihan.
Sebagai gantinya, polisi minta
informasi nama pengepulnya. Apabila di media massa selama ini banyak
memberitakan tersangka judi togel adalah dari kalangan kelas bawah, menurut
kacamata Bondan, polisi sudah kepepet lantaran dikejar target perolehan ungkap
kasus oleh komandannya. “Jujur saja, anggota yang melakukan penangkapan
sebenarnya tidak tega. Sehingga mereka melakukannya dengan terpaksa,”
imbuhnya.
Soal Penilaian
kerjakan secara berkelompok ( 2 anak )
tugas berikut ini :
1. Tulislah pokok pokok dari kutipan buku yang kamu baca diatas!
2. Bacalah hasil kerja kelompok
didepas kelas !
3. Berikan komentar secara lisan pada
hail kerja kelompok lain.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 Fatuleu
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
|
Kompetensi
Dasar
|
: 12.1 Menulis rangkuman buku ilmu
pengetahuan
Populer
|
Indikator
|
(1)
Mampu menulis pokok –
pokok isi buku ilmu pengetahuan populer
(2)
Mampu merangkai data
pokok-pokok buku menjadi rangkuman
(3)
Mampu menyunting
rangkuman
|
Alokasi
Waktu
|
: 4
X 40 menit ( 2 pertemuan)
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa mampu
1). Menulis pokok – pokok isi buku ilmu
pengetahuan populer
2). Merangkai data pokok-pokok buku menjadi rangkuman
3). Menyunting rangkuman
Tugas Rumah :
1). Menulis pokok – pokok isi buku :
Contoh Buku:
Judul buku :
Anggaran Belanja Keluarga
Penulis : Cuco
Penerbit : Gramedia
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1995
Tebal buku : 54 halaman
Anggaran
belanja keluarga sangat penting dalam kehidupan keluarga. Anggaran belanja
keluarga umumnya terdiri dari kegiatan mencatat pendapatan keluarga, membuat
daftar pengeluaran setiap bulan, membuat kartu-kartu pos pengeluaran, dan
mengisi amplop-amplop pos pengeluaran. Dalam anggaran belanja keluarga
hendaklah memasukkan dana cadangan masa suram dan disarankan minimal mencapai 6
kali gaji.
Anggaran
belanja keluarga mencakup sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu
diperlukan berbagai pos penyisihan sesuai dengan target yang diinginkan.
Susunlah sasaran sesuai dengan prioritas dan kebutuhan, adakanlah simpanan
sampai target tercapai, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jadilah
anggota Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki tujuan yang sama. Karena anggota
dapat menyimpan uangnya, dapat meminjam uang, dan dapat memperoleh nasihat
keuangan.
Menutup
kebocoran dalam anggaran belanja rumah tangga sangat penting. Untuk itu,
lakukanlah pembicaraan sasaran Anda dengan anggota keluarga. Kalau sudah
ditentukan jangan sampai belanja di luar perhitungan. Aturlah keuangan Anda
seperti perusahaan yang sukses. Sadari bahwa kesuksesan anggaran belanja
keluarga adalah kesuksesan Anda sendiri. Cari dan tutuplah kebocoran-kebocaran
kecil pengeluaran keuangan yang sia-sia bersama anggota keluarga. Lakukanlah
perubahan keuangan sekarang juga. Lepaskan barang-barang yang tidak merupakan
kebutuhan pokok (udara, air, pangan, sandang, papan, dan transpot). Cari hiburan yang murah meriah. Jangan beli
barang-barang kecil yang bersifat tak penting. Hemat dan gunakan barang yang
bisa dipakai. Hindari merokok, minuman kemasan, dan camilan. Pilih yang murah
tapi sehat dan bergizi.
Ada
rahasia mengatur keuangan keluarga, baik yang punya hutang maupun yang tidak.
Harus punya kemauan keras bebas dari hutang dan bertahan tanpa hutang. Lakukan
berbagai penghematan dan menyimpan untuk dana cadangan. Simpan dahulu
penghasilan sebelum membelanjakan. Sadari bahwa pinjaman itu menguras uang
Anda. Biasakan membayar kontan dan bebas hutang. Tentukan sasaran sebelum
belanja lengkap dengan anggarannya.
Mulai
menyusun anggaran belanja. Kalau sudah, tahan belanja sebelum lihat anggaran.
Hadapi kenyataan yang ada, belanja bulanan tidak pernah persis dengan anggaran,
tapi jangan melebihi. Dalam menyusun anggaran diharuskan sudah mempunyai uang
cadangan sejumlah satu atau dua kali gaji bulanan. Dana hari suram, tidak boleh
diambil kecuali sangat darurat, dan harus segera diisi kembali. Adapun cara
mencari dana hari suram meliputi: menyisihkan anggaran untuk hari suram;
carilah pekerjaan tambahan atau sambilan; meminjam uang yang tanpa bunga dari
famili, sahabat, atau yayasan sosial; meminta bantuan tidak dalam bentuk uang
tetapi bentuk pertolongan tindakan.
Mengelola
perusahaan sendiri sangat mempengaruhi anggaran belanja keluarga. Untuk itu,
jangan mempertaruhkan dana hari suram untuk modal usaha karena keluarga harus
terjamin. Modal usaha sebaiknya diambil dari dana simpanan tambahan. Sebaiknya
jangan usaha dengan modal pinjaman. Jika tidak punya modal, cobalah bekerja
sama dengan teman untuk mendirikan usaha bersama dengan aturan yang jelas.
Pisahkan keuangan keluarga dengan keuangan perusahan agar kehidupan keluarga
dan perusahaan tidak saling mengganggu. Dalam menjalankan usaha jangan mudah
terpikat oleh ide-ide baru yang belum jelas. Suami-istri harus bertindak saling
mengontrol dalam menjalankan anggaran belanja rumah tangga dan perusahaan.
SOAL :
-
Carilah sebuah buku di Perpustakaan dan
tuliskan pokok-pokok dari buku yang kamu baca!
-
Buatlah rangkuman dari buku yang kamu baca
di perpustakaan dengan berpatokan pada contoh rangkuman buku di atas!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
|
Kompetensi
Dasar
|
: 12.3 Menulis slogan/poster
untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi,
serta persuasi
|
Indikator
|
1). Mampu menulis slogan / poster sesuai dengan
konteks
2). Mampu menyunting slogan / poster
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa dapat
1). menulis
slogan / poster sesuai dengan konteks
2). menyunting
slogan / poster yang di buatnya
SOAL :
- Soal
Penilaian
Buatlah sebuah slogan dan poster dengan
tema tentang kebersihan!
- Pedoman
penskoran penilaian
NO
|
Aspek Yang Dinilai
|
N i l a i
|
|||
Baik
|
Sedang
|
Kurang
|
Jumlah
|
||
1.
|
Pilihan
kata
|
|
|
|
|
2
|
Penulisan
kalimat
|
|
|
|
|
3
|
Kesesuaian
tema
|
|
|
|
|
4
|
Komposisi
gambar ( untuk poster )
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||
Rata – Rata ( Nilai
)
|
|
Keterangan Nilai :
Baik :
86 - 100
Sedang :
75 - 84
Kurang : < 74
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 13. Memahami unsur instrunsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
|
Kompetensi
Dasar
|
: 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja ( asli/
terjemahan) yang dibaca
|
Indikator
|
1).Mampu
mendata tokoh utama dan sampingan dalam
cuplikan novel
2). Mampu
mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan
bukti/ alasan yang jelas/ logis
|
Alokasi
Waktu
|
: 4
X 40 menit ( 2 pertemuan)
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran siswa dapat:
1). mendata tokoh
utama dan sampingan dalam cuplikan novel
2).
mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/ alasan yang jelas/ logis
Bacalah penggalan novel berikut, jawablah
pertanyaan dibawah ini !
Sebenarnya, sejak
Sekar remaja bahkan sampai di perguruan tinggi dan kemudian bekerja sebagai
guru, ia cukup banyak disukai di dalam pergaulan. Kehadirannya selalu diterima
dengan senang hati karena ia memiliki banyak sifat yang menyenangkan. Tetapi di
dalam masalah yang teramat peka, yaitu masalah cinta, Sekar mempunyai masalah
tersendiri yang tak mungkin dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sudah sejak
dulu ia selalu bertanya-tanya sendiri mengapa dirinya tidak seperti gadis-gadis
lain yang mengalami jatuh cinta beberapa kali dalam kehidupan remajanya. Entah
itu cinta monyet entah pula cinta yang bukan pula cinta monyet sekalipun.
Betapapun kuatnya daya tarik yang terpancar dari teman-teman lelakinya, hatinya
tetap saja tegar tak bergerak. Bahkan tetap demikian meski ia telah menjadi
mahasiswi di Yogya. Padahal ada beberapa pemuda yang menaruh hati kepadanya.
Dua diantaranya malahan sudah hampir meraih gelar kesarjanannya.
Mula-mula Sekar
menyangka kebekuan hati itu diakibatkan tumpukan kehati-hatiannya.
Kehati-hatian sebagai hasil internalisasi dari simboknya yang berulang-ulang
menekankan kehati-hatian ekstra, khusus untuk diri Sekar.
“Ingat, Nak. Kau itu cantik dan menarik. Menilik asal-usulmu, orang akan memiliki
kecenderungan untuk lebih mempermainkan dirimu daripada sungguh-sungguh!”
Begitu yang sering diucapkan oleh simboknya. Lebih-lebih apabila memergoki
surat di tangan Sekar.
Kini ketika bertemu kembali dengan Joko sesudah lebih tujuh tahun tidak
bertemu, tahulah Sekar biang keladi apa yang menyebabkan hatinya begitu beku
terhadap daya tarik pemuda-pemuda lain. Dan kenyataan itu sungguh menyakitkan
bersamaan dengan munculnya kesadaran bahwa ia jatuh cinta kepada Joko, timbul
juga kesadaran lain. Ia hanyalah seekor katak yang merindukan rembulan. Tak
lebih dari itu!
Sudah sejak Sekar mulai besar, dirinya terlihat dalam ambiguitas yang tak
pernah usai. Ia tahu bahwa dirinya datang dari golongan rakyat kebanyakan.
Orang bilang, rakyat kecil. Kelas masyarakat bawah. Bukankah ibunya seorang
pembantu rumah tangga yang datangnya ke dalam rumah tangga Ibu Suryokusumo itu
karena kemauan sendiri? Karena keinginan orang tuanya untuk memasukkan anak
gadisnya yang masih kecil itu supaya masuk ke dalam kehidupan ‘orang-orang
terhormat,’ orang –orang yang konon darahnya biru?
Dari Simboknya, Sekar tahu bahwa kakeknya dulu adalah seorang petani. Untuk
ukuran masyarakat desa pada waktu itu, kakek Sekar termasuk orang yang
berkecukupan. Justru karena itulah Simbok Sekar tidak perlu harus ikut
menyangga beban ekonomi keluarga dengan jalan ikut pergi ke sawah atau pun ke
ladang. Ambisi kakek Sekar sebagaimana juga ambisi kebanyakan orang-orang desa
yang hidupnya sedikit dia atas rata-rata, adalah membawa anak gadisnya terutama
yang tercantik, ke lingkungan yang dianggap lebih terhormat. Kalau tidak dapat
di suwitokan (mengabdi) ke balik dinding keraton, ya dibalik kaum bangsawan
atau priyayi. Entah sebagai abdi dalem, penari, penyanyi atau apa saja asal
dapat mengabdi kepada Gusti Ratu. Sukur-sukur kalau ada pangeran atau malah
Gusti sendiri yang mau menjadikannya sebagai selir. Pikiran picik orang-orang
desa yang berorientasi ke arah keraton itu membawa pengertian bahwa menjadi
selir atau bahkan cuma menjadi lelangenan (orang yang disayang dalam arti
tertentu) raja, merupakan anugerah yang menaikkan derajat keluarga. Konon
akibat cara berpikir yang seperti itu, beberapa puluh tahun lalu jika para
pangeran sedang berjalan-jalan dengan kudanya ke pelosok-pelosok kampung,
mereka yang mempunyai anak gadis yang sedikit manis saja, selalu berusaha
‘memajang’ si gadis. Entah dengan cara pura-pura sibuk menyiram tanaman di
halaman depan atau momong adik-adiknya. Tentu saja cara mereka memajang itu
tidak tampak menyolok namun para pangeran atau bangsawan muda itu
mengetahuinya. Mereka sendiri pun tidak hanya mencari angin saja di atas
kudanya itu sebab mata mereka seringkali melirik ke kiri atau ke kanan. Dan
kalau kebetulan ada yang menarik hatinya, pastilah beberapa hari kemudian rumah
si gadis itu akan kedatangan utusan untuk mematangkan ‘cinta’ kilat itu.
Memang bagi mereka yang memiliki wawasan lebih luas, keadaan itu terasa
menoreh perasaan. Norma-norma moral seperti
terabaikan. Dan nilai-nilai keindahan tersingkirkan. Bahkan martabat seorang
wanita seperti tercampakkan. Nilai atau harga seorang wanita akan menjadi naik
apabila tersentuh, apabila jika disukai oleh pangeran-pangeran dari balik
dinding keraton itu. Apalagi kalau pangeran itu seorang putra mahkota.
Kakek Sekar pun memiliki ambisi semacam itu. Ya, hanya semacam itu sebab
dorongan utamanya bukan karena ingin melihat anak gadisnya berkulit putih
bersih itu menjadi selir seorang pangeran melainkan karena ingin melihat si
gadis itu menjadi lebih ‘beradab’. Tahu sopan santun, tahu aturan dan semacam
itu. Beruntung bahwa Simbok Sekar yang pada waktu itu masih sebagai gadis
kecil, diterima bangsawan tinggi kerabat keraton yang memiliki sikap hidup yang
bersih. Gadis desa berkulit bersih berambut hitam tebal itu tidak pernah ‘dipakainya’
melainkan diberikannya kepada anak gadisnya untuk dijadikan pelayan pribadinya.
Ketika gadis itu menikah, Simbok Sekar dibawanya. Begitulah simbok Sekar
menjadi bagian dari kehidupan Ibu Suryokusumo hingga kini, setelah keduanya
sama-sama menjadi tua.
Dengan demikian, Sekar pun ikut terbawa masuk di dalam lingkup kehidupan
Ibu Suryokusumo. Hanya bedanya, kalau simboknya dulu hanya belajar membaca,
menulis, dan meraih ilmu ‘peradaban’, Sekar yang hidup di alam kemerdekaan itu
mendapat kesempatan yang lebih jauh dan luas di bidang pendidikan. Tetapi
meskipun demikian asal-usul dirinya sebagai seorang anak pelayan, masih saja
melekat pada dirinya. Seolah sebuah benda yang terlontar jauh tetapi talinya
tak terlepas dari tonggaknya!
2. Jawablah pertanyaan berikut
berdasarkan penggalan novel yang telah dibacakan!
a. Sebutkan pokok-pokok persoalan yang dibahas dalam penggalan novel yang
dibacakan!
1) .................................................................................................................................................
2)
...................................................................................................................................................
3)
..................................................................................................................................................
4) ...................................................................................................................................................
b. Sebutkan tokoh dan karakternya
dalam penggalan novel yang dibacakan!
1)
......................................................................................................................................................
2)
....................................................................................................................................................
3) ....................................................................................................................................................
4)
......................................................................................................................................................
c. Tentukan amanat penggalan novel
yang dibacakan!
1)
...........................................................................................................................................
2) ...................................................................................................................................................
3)
.......................................................................................................................................
d. Tentukan sikap dan tingkah laku
yang layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan!
.......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
e.
Tentukan sikap dan
tingkah laku yang tidak layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan !
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 13. Memahami unsur instrinsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
|
Kompetensi
Dasar
|
: 13.2
Menjelaskan tema dan latar novel
remaja yang dibaca
|
Indikator
|
1).Mampu
menyimpulkan tema cuplikan novel
2). Mampu
mengidentifikasi latar yang ada dalam cuplikan
novel
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajara siswa :
1). Mampu menyimpulkan tema cuplikan novel
2). Mampu mengidentifikasi latar yang ada dalam cuplikan novel
Bacalah penggalan
novel berikut, jawablah pertanyaan dibawah ini !
ULANG TAHUN
PALING BURUK
(Harry Potter 2, J. K. Rowling)
Bukan untuk pertama
kalinya pertengkaran meledak di meja makan rumah Privet Drive nomor 4. Sebelumnya
Mr. Vernon Dursley telah terbangun pagi-pagi buta oleh bunyi uhu-uhu keras dari
kamar keponakannya, Herry.
“Untuk ketiga kalinya
minggu ini!” ruangannya. “Kalau kau tidak bisa mengontrol burung hantu itu, dia
harus pergi!”
Harry mencoba sekali lagi, untuk menjelaskan.
“ Dia bosan,” katanya. “ Dia
biar beterbangan di luar. Kalau aku boleh melepasnya di malam hari …”
“ Apa aku kelihatan bodoh?” kata
paman Vernon geram, seserpih telor goreng bengantung pada kumisnya yang lebat.
“ Aku tahu apa yang akan terjadi kalau burung hantu itu dibiarkan lepas.”
Dia bertukar pandang geram dengan istrinya Petunia.
Harry mencoba berargumentasi,
tetapi kata-katanya tenggelam oleh sendawa Dubley yang keras dan panjang.
Debley adalah anak Mr dan Mrs Dursley.
“ Aku mau tambah daging asap.”
“ Masih banyak di wajan, Manis,”
jawab Bibi Petunia, matanya terharu menatap anak lakli-lakinya yang super
gemuk. “ Kami harus memberimu makanan banyak- banyak lagi selagi ada
kesempatan… aku tak senang mendengar tentang makanan di sekolahmu …”
“ Omong kosong, Petunia, aku tak
pernah kelaparan waktu aku di Smeltangs,” kata Paman Vernon memprotes. “Dudley mendapat cukup makanan. Ya kan Nak?”
Dudley, yang luar biasa gemuknya
sampai pantatnya melimpak ke kiri ke kanan kursi dapur, menyeringai dan menoleh
kepada Harry.
“ Ambilkan wajannya.”
“ Kau lupa kata sihirnya, “ kata
Harry jengkel.
Dampak kalimat sederhana pada
keluarga itu sungguh luar biasa. Dudley tersedak dan terjatuh dari kursinya
keras sekali sampai menggetarkan seluruh dapur. Mrs Dursley menjerit dan
menutup mulutnya. Mr Dursley melompat bangun urat-urat berdenyutan di
pelipisnya.
“Maksudku kata ‘tolong’!” kata Harry
cepat-cepat. “ Aku tidak bermaksud ...”
“ Bukankah sudah kularang,”
Gelegar pamannya dari seberang meja,
“Mengucapkan kata ‘s’ itu di
dalam rumah kita?”
“Tapi aku …”
“ Berani-beraninya kau mengancam
dudley!” raung Paman Vernon menggebrak meja dengan tinjunya.
“Aku Cuma ..”
“ Kuperingatkan kau! Aku tak mengizinkan keabnormalanmu disebut-serbut
di bawah atap rumah ini!”
Harry bergantian memandang wajah keunguan pamannya dan wajah pucat bibinya,
yang sedang berusaha membantu Dudley bangun.
“ Baiklah,” kata Harry, “baiklah …”
Paman Vernon duduk kembali,
tersengal seperti badak bercula satu yang kehabisan napas. Dia memandang Harry
lewat sudut matanya yang kecil tajam.
Sejak Harry pulang untuk liburan
musim panas, Paman Vernon memperlakukannya seperti bom yang bisa meledak setiap
waktu, karena Harry bukan anak biasa. Sebetulnya, dia memang sama sekali bukan
anak biasa.
Harry Potter adalah penyihir
yang baru melewatkan tahun pertamanya di sekolah sihir Hogwarts. Dan jika keluarga Dursley tidak senang menerimanya selama liburan, itu
bukan apa-apa di banding perasaan Harry.
Harry merasa sangat rindu pada
Hogwarts sehingga rasanya dia sakit perut terus-menerus. Dia merindukan
kastilnya, dengan lorong-lorong rahasia dan hantu-hantunya, pelajaran-pelajaran
(Walaupun mungkin tidak merindukan Snape, guru pelajaran ramuannya),
surat-surat yang di bawa oleh burung-burung hantu, makan bersama di Aula Besar,
tidur di tempat tidurnya di menara asrama, mengunjungi si pengawas binatang
liar, Hagrid, di pondokannya di dekat Hutan Terlarang, dan terutama Quidditch,
olahraga paling populer di dunia sihir (enam tiang gawang tinggi, empat bola
terbang, empat belas pemain di atas sapu terbang)
Semua buku pelajaran Harry,
tongkat, jubah, kuali, dan saou top Nimbus Dua Ribunya dikunci dalam lemari
bawah tangga oleh paman Vernon begitu Harry tiba di rumah. Apa pedulinya
keluarga Dursley kalau Harry kehilangan tempat di tim Quidditch asramanya
karena dia tidak berlatih selama musim panas? Apa urusannya bagi keluarga
Dursley jika Harry kembali ke sekolah tanpa mengerjakan PR-PR-nya? Keluarga
Dursley termasuk yang oleh para penyihir disebut Muggle (tak memiliki
setetes pun darah penyihir di nadi mereka) dan bagi mereka memiliki
penyihir dalam keluarga adalah aib yang sangat memalukan. Paman Vernon bahkan
telah menggembok burung hantu Herry, Hedwig, di dalam sangkarnya, untuk
mencegahnya membawa surat-surat kepada siapa pun di dunia sihir.
………………………………................................................................................…………………………
a.
Siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
b.
Bagaimana watak tokoh tersebut?
c.
Apasajakah pokok-pokok ceritanya?
d.
Rumusakanlah tema cerita berdasarkan
pokok-pokok cerita tersebut!
e.
Dimanakah
dan kapankah cerita itu terjadi? Apa buktinya?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 13. Memahami unsur instrunsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
|
Kompetensi
Dasar
|
: 13.3 Mendiskripsikan alur novel remaja yang dibaca
|
Indikator
|
1).Mampu
mendata tahap alur cerita
2). Mampu
menentukan alur disertai dengan bukti/
diskripsi
yang jelas/ logis
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan
pembelajaran siswa dapat:
1). mendata tahap-tahap
alur cerita
2). menentukan
alur disertai dengan bukti/ diskripsi
yang jelas/ logis
AKHIR SEMESTER
MARY-LOU
melihat lemari kecil di dekatnya. Ia tahu apa isinya. Bola, raket, sepatu
rusak….pokoknya benda-benda yang sudah tak dipakai tapi pemiliknya merasa
sayang untuk membuangnya. Mungkin sepatu Gwendoline ada di situ! Hati-hati ia
membuka pintu lemari kecil tersebut, takut kalau-kalau ada labah-labah atau
binatang kecil lain keluar.
Diperiksanya
berbagai benda rongsokan di dalamnya. Dengan takut ia memindah-mindahkan
barang-barang itu satu per satu. Ditariknya sebuah raket, dan sebuah benda
terjatuh dengan suara keras. Mary-Lou membeku seketika. Adakah orang yang
mendengar suara itu? Ia menahan napas dengan badan gemetar. Tidak, agaknya tak
ada. Ia mulai mencari-cari lagi.
Dan
ditemukannya sepatu Gwendoline! Ditemukannya botol dengan tinta ungu. Itulah
yang jatuh dengan suara keras tadi. Mary-Lou memperhatikan botol tinta itu, dan
ia tahu digunakan untuk apa benda tersebut oleh Gwendoline. Diperhatikannya
sepatunya – dan di sepatu yang sebelah kanan terlihat bekas tinta ungu. Nyata
sekali!
Dengan
tangan gemetar Mary-Lou melihat nama yang tertulis di dalam sepatu itu. Untuk
meyakinkan diri. Ya, di situ tertulis denagn tulisan rapi Nona Winters: Gwendoline
Lacey.
“Jadi
betul-betul Gwendoline!”piker Mary-Lou.
“Aku
memang telah yakin bahwa bukan Darrell yang berbuat. Akau akan segera
membangunkan anak-anak….akan kuceritakan sekarang juga. Ah, lebih baik jangan.
Mungkin Katherine akan marah aku keluyuran malam-malam begini.”
Mary-Lou
mengambil botol dan sepatu itu. Dipadamkannya lampu kamar. Ia berdiri dalam
kegelapan. Tetapi apakah dia takut? Sedikitpun tidak. Tak sekali pun ia
memikirkan kegelapan di sekelilingnya. Pikirannya dipenuhi oleh penemuannya
yang begitu berarti. Ia telah membuktikan bahwa bukan Darrell yang melakukan perbuatan
itu. Darrell tidak bersalah!
Mary-Lou
bangun paling pagi. Ia langsung pergi ke tempat Katherine. Diguncangnya ketua
kelasnya itu sehingga terbangun. “Bangun!” serunya. “Ada sesuatu yang sangat
penting yang harus kukatakan padamu. Bangunkan yang lain!”
Yang
lain terbangun juga oleh keributan Mary-Lou. Mereka duduk di tempat tidur,
mengusap-usap mata masing-masing. Mary-Lou berdiri menghadap semua tempat
tidur, dan ia angkat sepatu Gwendoline dengan gaya penuh arti.
“Lihat!
Telah kutemukan sepatu yang betul-betul terkena tinta. Dan kutemukan pula satu
botol tinta ungu. Lihat ini? Anak yang telah menghancurkan pulpenku
menyembunyikan sepatunya dan mengoles sepatu Darrel dengan tinta ungu ini.
Dengan demikian kalian semua menuduh Darrel berbuat.”
“Tetapi
sepatu siapa itu?” tanya Katherine heran. “Dan kau temukan di mana?”
“Malam
tadi aku pergi ke bawah, dan menyelidiki di tempat penyimpanan barang-barang
yang tak terpakai,”kata Mary-Lou bangga. Semua semakin heran. Mary-Lou berani
turun dalam kegelapan? Semua tahu bahwa Mary-Lou sangat takut di kegelapan.
“Kutemukan
sepatu dan botol tinta ini di dalam lemari kecil di tempat itu,”kata Mary-Lou.
“Dan apakah kalian ingin mengetahui sepatu siapakah ini? Aku tak akan
mengatakannya pada kalian. Tidak. Lihat saja ke seisi kamar ini. Dan kalian
bisa melihat dari gerak-gerik mukanya, nama siapa yang tertulis di dalam sepatu
ini!”
Memang
benar. Muka Gwendoline merah padam oleh rasa marah dan rasa ketakutan. Dengan
gusar dipelototinya Mary-Lou. Wah, jadinya dirinya tertangkap juga. Mengapa
tidak dibuangnya saja botol dan sepatu itu ke laut!
“Gwendoline!”
bisik anak-anak itu. Mereka memandang dengan rasa marah dan jijik pada anak
yang kini wajahnya merah padam itu. Dan kali ini Gwendoline tidak berusaha
untuk menyangkal. Ia merebahkan badan kembali ke tempat tidur, menyembunyikan
mukanya di bantal.
Katherine
memeriksa sepatu dan botol itu. Kemudian ia mendekati Darrel, mengulurkan
tangan minta maaf.
“Darrel,
aku minta maaf karena telah berpikir bahwa kaulah yang berbuat,”katanya.
“Sesungguhnya aku tak meragukan kejujuranmu, tapi aku harus mempunyai bukti
nyata untuk itu.”
“Oh,
tak apa. Lupakanlah ,”kata Darrel dengan wajah berseri-seri. “Memang aku sangat
menderita karena sikap kalian, tetapi aku ternyata dapat mengandalkan dua orang
sahabat yang tak pernah meragukan aku….Sally dan Mary-Lou. Aku masih beruntung.
Gwendoline tak akan punya sahabat seperti keduanya.”
Satu
persatu anak-anak di kamar itu minta maaf pada Darrel. Alicia agak kaku
sikapnya, sebab ia betul-betul malu akan kata-kata keras yang diucapkannya dulu
itu. Namun memang begitulah sifat Alicia. Selalu keras dan tajam. Ia harus
mendapat banyak pelajaran sebelum bisa menguasai sifat kekerasannya itu dan
memperoleh pengertian dari orang-orang di dekatnya.
“Aku
ingin bersahabat denganmu lagi,”kata Alicia kikuk. “Bergabunglah dengan Betty
dan aku seperti dulu.”
“Terima
kasih,”kata Darrel, dan ia menoleh pada wajah kecil penuh rasa setia, Sally, di
sampingnya “Tapi kalau kau tak keberatan aku lebih suka bersahabat dengan
Mary-Lou dan Sally saja. Aku sering memperlakukan meraka buruk, tetapi ternyata
mereka malah membelaku pada saat aku mendapat kesulitan. Kukira merekalah
sahabat-sahabat sejatiku.”
“Oh,
terima kasih, Darrell!” kata Mery-Lou dengan wajah bahagia.
Sally
tak berkata apa-apa. Tetapi Darrel merasakan sebuah cubitan lembut di
lengannya. Darrel berpaling pada Sally dan tersenyum. Ia juga merasa sangat
bahagia kini. Segalanya telah selesai dan keadaan pasti akan baik terus sampai
akhir semester. Bagus.
Ia
melihat Gwendoline tengkurap di tempat tidurnya, menangis. Dalam
kebahagiaannya, Darrel bahkan tak bisa melihat musuhnya bersedih. Didekatinya
Gwendoline, dan diguncangkannya punggung anak itu perlahan.
“Gwendoline,”katanya,
“aku tak akan mengatakan peristiwa ini pada siapapun. Dan teman-teman di kamar
ini juga akan berbuat yang sama, bila kuminta. Tapi kau harus membelikan pulpen
baru bagi Mary-Lou. Pulpen yang sama indahnya, sama bagusnya dengan pulpen yang
kauhancurkan. Bagaimana?”
“Baiklah,”
kata Gwendoline lemas, hamper tak terdengar. “Aku akan membelikannya.”
Hanya
itulah yang bisa dikatakan Gwendoline.
Ia bahkan tak bisa berkata bahwa ia menyesal. Ia bahkan tak bisa berkata minta
maaf ketika akhirnya ia memberi Mary-Lou sebuah pulpen baru dan sangat bagus.
Setelah mendengarkan
pembacaan kutipan novel, bentuklah kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas
berikut ini!
No
|
Indikator
|
Jawaban
|
1
|
Peristiwa yang
menunjukkan bagian awal cerita yaitu ....
|
|
2
|
Bagian yang
menunjukkan konflik cerita yaitu ....
|
|
3
|
Bagian yang
menunjukkan klimak cerita yaitu .....
|
|
4.Tuliskan garis besar
rangkaian cerita penggalan di
atas di bawah ini mulai dari bagian pengenalan sampai penyelesaian!
|
5.Berdasarkan garis
besar rangkaian peristiwa, alur cerita
dikembangkan adalah
.............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 14. Mengapresiasi kutipan novel
remaja ( asli/ terjemahan) melalui kegiatan membaca
|
Kompetensi
Dasar
|
: 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja yang dibaca
|
Indikator
|
1).Mampu
mendata masalah – masalah yang yang perlu
dikomentari
2). Mampu Mengomentari kutipan novel dengan alasan
yang logis
|
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran diharapkan
siswa:
1).Mampu mendata masalah –
masalah yang perlu dikomentari dari membaca kutipan
novel remaja.
2). Mampu Mengomentari
kutipan novel dengan alasan yang logis
Bacalah kutipan novel
berikut , kemudian jawablah pertanyaannya!
Pada hari Rabu, sewaktu pelajaran aritmatika, aku mendengar suara burung
mencicit. Kebanyakan anak lain juga mendengarnya dan demikian pula Pak
Benedict. Aku tahu karena ia mengangkat
wajahnya. Aku kembali menekuni soal, tetapi sejenak kemudian aku mendengar
suara itu lagi. Ciiit.
Sesudah bunyi ciiit
yang kedua, Pak Benedict bangkit dan
membuka jendela. Dijulurkannya kepalanya dan memandang berkeliling. Pada saat
itulah terdengar tiga suara ciiit lagi dari dalam kelas. Pak Benedict kembali
ke mejanya dan berdiri dengan tangan di punggungnya. Ciiit, aku memandang Nancy . Aku yakin ia yang
bersuara mencicit. Tetapi ia tak memandangku atau mengatakan apa pun. Pak Benedict duduk dan mengetuk-ngetukkan
jemarinya ke meja. Tidak lama kemudian kelas kami berubah menjadi seperti pasar
burung. Setiap detik terdengan suara ciiit. Susah
sekali menahan diri untuk tidak tertawa. Sewaktu Nancy menendang kakiku di
bawah mejaku aku tahu giliranku tiba.Aku menunduk dan menghapus salah satu
jawabanku. Sambil menghapus bekas hapusan, aku bilang ciiit. Pada saat Pak
Benedict memandang ke arahku, suara cicit datang dari arah lain. Kupikir itu
suara Philip Leroy. Kami terus menanti Pak Benedict mengatakan sesuatu, tetapi
ternyata di diam saja.
Ketika kami tiba
keesokan harinya, susunan meja kami sudah berubah, menjadi berbentuk huruf U.
Di tiap meja dilekatkan kartu bern ama
masing-masing. Di salah satu sisiku duduk Freddy Barnett, yang sama
sekali tak kusukai. Aku tahu ia tukang bikin ribut karena aku pernah melihatnya
beraksi pada hari pertama masuk sekolah. Waktu itu ia berdiri di belakang Jay
Hassler, dan pada saat Jay hendak duduk, Freddy menarik bangkunya sehingga Jay
jatuh terduduk. Aku benci pada anak-anak yang melakukan itu! Aku harus
berhati-hatri agar tidak terjebak Si Udang itu. Itulah panggilan kami untuknya,
karena pada hari pertama kali masuk sekolah kulitnya merah sekali terbakar
matahari.
Tetapi di sisi satu lagi malahan lebih parah.Aku duduk di sebelah Laura
Danker! Aku bahkan tak berani memandang ke arahnya. Nancy memperingatkan aku
bahwa nama jelek Laura bisa menular.
Yah, aku tidak usah khawatir karena Laura juga tidak memandang ke arahku. Ia memandang lurus ke depan. Tentu saja,
keempat anggota PRC terpisah-pisah. Tapi Nancy beruntung duduk di sebelah
Philip Leroy!
Tak ada suara mencicit lagi. Pak Benedict mengingatkan kami agar
bersiap-siap menghadapi ulangan IPS keesokan harinya. Siang harinya kami
berolah raga. Murid-murid laki-laki bermain basket dengan Pak Benedict. Kami
yang perempuan ditinggal bersama guru senam, Bu Abbott, yang menyuruh kami
berbaris sesuai dengan besar tubuh kami. Aku nomor tiga dari depan. Janie nomor
satu. Laura Danker paling belakang. Gretchen dan Nancy berdiri di tengah.
Sesudah berbaris, Bu Abbott berbicara tentang sikap tubuh dan betapa
pentingnyaberdiri tegak lurus. ”Tidak peduli petapapun jangkungnya kalian,
kalian tidak boleh berdiri bungkuk, karena tinggi badan karunia Tuhan,” kata Bu
Abbott seraya berdiri tegak dan menarik napas panjang. Tingginya mungkin 180
sentimeter. Janie dan aku saling pandang dan tertawa cekikikan. Kami tidak mempunyai karunia itu.
Kemudian Bu Abbott memberitahukan bahwa karena kami sudah kelas enam dan
sudah besar , akan ada satu mata pelajaran khusus untuk anak-anak perempuan.
Hanya itulah yang ia katakan, tetapi aku sudah bisa menebak maksudnya.Mengapa
sih kita harus menanti sampai kelas enam baru diberi tahu trentang segala hal.
Malam itu aku belajar sungguh-sungguh. Aku membaca dua baba pertama buku IPS sebanyak empat kali. Sesudahnya
aku duduk di lantai dan melakukan latihanku. “Harus-harus-harus-tambah besar!”
Aku melakukannya 35 kali kemudian naik ke tempat tidur.
Adakah Kau di situ, Tuhan? Ini aku, Margaret. Aku baru sja melakukan
latihan supaya tumbuh besar. Sudahkah Kau memikirkan itu Tuhan? Maksudku,
tentang pertumbuhan badanku. Aku sudah punya beha sekarang. Aku pingin agar
memang ada yang harus ditutupi dengan beha. Tapi tentu saja, kalau menurutMu
belum siap, aku juga akan maklum kok. Besok ada ulangan. Tolonglah agar aku
mendapat nilai bagus, ya Tuhan. Aku inginKau merasa bangga akan diriku. Terima
kasih.
Keesokan harinya Pak Benedict mebagikan kertas ulangan sendiri. Pertanyaan-pertanyaan sudah tertulis di papan tulis. Disuruhnya kami
bekerja begitu memperoleh kertas. Freddy si Udang mencolek aku dan berbisik,
”Jangan pakai nama”. ”Apa maksudmu jangan pakai nama?” bisikku kembali. Freddy
berbisik,”tidak akan ada yang pakai nama di kertas ulangan. Dengan begitu Pak
Benedict tidsk sksn tshu kertas masing-masing anak. Mengerti?”
Aku mengerti tapi aku sebal mendengarnya. Soalnya empat kali sudah aku
menghafalkan buku IPS itu. Tapi kalau yang lain tuidak mencantumkan nama, aku
juga tidak mau. Hanya saja aku merasa rugi
sekali karena Pak Benedict tidak akan tahu betapa kerasnya aku belajar.
Dalam waktu lima belas menit aku sudah menjawab semua pertanyaan. Pak
Benedict meminta Janie mengumpulkan kertas ulangan. Aku tak bisa membayangkan
apa yang akan dilakukan kalau dilihatnya tak ada anak yang mencantumkan nama di
kertas ulangan. Kurasa dia akan marah, tetapi tidak akan membuat apa-apa selain
menyetrap kami sesudah jam pelajaran. Tidak mungkin kami semua dikeluarkan
bukan?
Hari Jumat pagi, waktu memasuki kelas, kami lihat kertas ulangan kami di
atas meja. Setiap kertas sudah diberi nama pemiliknya. Aku dapat 98. Wuih,
senang sekali. Freddy sebaliknya. Nilainya 53! Pak Benedict tidak menyinggung
sekali pun tentang kertas ulangan yang tidak diberi nama itu. Ia hanya berdiri
sambil tersenyum. ”Selamat pagi anak-anak”’ katanya tanpa mendeham-deham lagi.
Kupikir ia tahu bahwa ia sudah menang.
Siang harinya, Pak Benedict kembali mengingatkan tentang proyek pribadi
kami. Dimintanya agar kami tidak menunda sampai detik terakhir. Akhir pekan
depan, kami sudah harus tahu topik apa yang akan kami pilih dan mulai
mencatatnya di notes.
...................
Dikutip dari novel remaja dengan judul: Are You There God? It`s Me Margaret
(Tuhan Ini Aku Margaret) karya Yudy
Blume, Penerbit Gramedia, Jakarta, tahun 2003, halaman 60-65.
Jawablah
pertanyaan dibawah ini !
- Apakah
tema novel diatas?
- Kemukakan
kelebihan novel tersebut dengan alasan yang logis?
- Kemukakan
kelemahan novel tersebut dengan
alas an yang logis!
- Apakah
pendapatmu tentang isi novel tersebut?
- Bagaimana
jika sebagai tokoh utama dalam novel tersebut? Jelaskan!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 14. Mengapresiasi kutipan novel
remaja ( asli/ terjemahan) melalui kegiatan membaca
|
Kompetensi
Dasar
|
: 14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja
( asli atau terjemahan )
|
Indikator
|
1).Mampu
mengungkapkan hal yang menarik dari novel
yang dibaca dengan alasan yang logis
2). Mampu
menanggapi komentar teman tentang novel dengan bahasa yang santun.
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa
diharapkan:
1).Mampu
mengungkapkan hal yang menarik dari novel yang dibaca dengan alasan
yang logis
2). Mampu
menanggapi komentar teman tentang novel dengan bahasa yang santun.
Bacalah kuitpan novel berikut kemudian
jawablah pertanyaannya!
AKHIR SEMESTER
MARY-LOU
melihat lemari kecil di dekatnya. Ia tahu apa isinya. Bola, raket, sepatu
rusak….pokoknya benda-benda yang sudah tak dipakai tapi pemiliknya merasa
sayang untuk membuangnya. Mungkin sepatu Gwendoline ada di situ! Hati-hati ia
membuka pintu lemari kecil tersebut, takut kalau-kalau ada labah-labah atau
binatang kecil lain keluar.
Diperiksanya
berbagai benda rongsokan di dalamnya. Dengan takut ia memindah-mindahkan
barang-barang itu satu per satu. Ditariknya sebuah raket, dan sebuah benda
terjatuh dengan suara keras. Mary-Lou membeku seketika. Adakah orang yang
mendengar suara itu? Ia menahan napas dengan badan gemetar. Tidak, agaknya tak
ada. Ia mulai mencari-cari lagi.
Dan
ditemukannya sepatu Gwendoline! Ditemukannya botol dengan tinta ungu. Itulah
yang jatuh dengan suara keras tadi. Mary-Lou memperhatikan botol tinta itu, dan
ia tahu digunakan untuk apa benda tersebut oleh Gwendoline. Diperhatikannya
sepatunya – dan di sepatu yang sebelah kanan terlihat bekas tinta ungu. Nyata
sekali!
Dengan
tangan gemetar Mary-Lou melihat nama yang tertulis di dalam sepatu itu. Untuk
meyakinkan diri. Ya, di situ tertulis denagn tulisan rapi Nona Winters: Gwendoline
Lacey.
“Jadi
betul-betul Gwendoline!”piker Mary-Lou.
“Aku
memang telah yakin bahwa bukan Darrell yang berbuat. Akau akan segera
membangunkan anak-anak….akan kuceritakan sekarang juga. Ah, lebih baik jangan.
Mungkin Katherine akan marah aku keluyuran malam-malam begini.”
Mary-Lou
mengambil botol dan sepatu itu. Dipadamkannya lampu kamar. Ia berdiri dalam
kegelapan. Tetapi apakah dia takut? Sedikitpun tidak. Tak sekali pun ia
memikirkan kegelapan di sekelilingnya. Pikirannya dipenuhi oleh penemuannya
yang begitu berarti. Ia telah membuktikan bahwa bukan Darrell yang melakukan perbuatan
itu. Darrell tidak bersalah!
Mary-Lou
bangun paling pagi. Ia langsung pergi ke tempat Katherine. Diguncangnya ketua
kelasnya itu sehingga terbangun. “Bangun!” serunya. “Ada sesuatu yang sangat
penting yang harus kukatakan padamu. Bangunkan yang lain!”
Yang
lain terbangun juga oleh keributan Mary-Lou. Mereka duduk di tempat tidur,
mengusap-usap mata masing-masing. Mary-Lou berdiri menghadap semua tempat
tidur, dan ia angkat sepatu Gwendoline dengan gaya penuh arti.
“Lihat!
Telah kutemukan sepatu yang betul-betul terkena tinta. Dan kutemukan pula satu
botol tinta ungu. Lihat ini? Anak yang telah menghancurkan pulpenku
menyembunyikan sepatunya dan mengoles sepatu Darrel dengan tinta ungu ini.
Dengan demikian kalian semua menuduh Darrel berbuat.”
“Tetapi
sepatu siapa itu?” tanya Katherine heran. “Dan kau temukan di mana?”
“Malam
tadi aku pergi ke bawah, dan menyelidiki di tempat penyimpanan barang-barang
yang tak terpakai,”kata Mary-Lou bangga. Semua semakin heran. Mary-Lou berani
turun dalam kegelapan? Semua tahu bahwa Mary-Lou sangat takut di kegelapan.
“Kutemukan
sepatu dan botol tinta ini di dalam lemari kecil di tempat itu,”kata Mary-Lou.
“Dan apakah kalian ingin mengetahui sepatu siapakah ini? Aku tak akan
mengatakannya pada kalian. Tidak. Lihat saja ke seisi kamar ini. Dan kalian
bisa melihat dari gerak-gerik mukanya, nama siapa yang tertulis di dalam sepatu
ini!”
Memang
benar. Muka Gwendoline merah padam oleh rasa marah dan rasa ketakutan. Dengan
gusar dipelototinya Mary-Lou. Wah, jadinya dirinya tertangkap juga. Mengapa
tidak dibuangnya saja botol dan sepatu itu ke laut!
“Gwendoline!”
bisik anak-anak itu. Mereka memandang dengan rasa marah dan jijik pada anak
yang kini wajahnya merah padam itu. Dan kali ini Gwendoline tidak berusaha
untuk menyangkal. Ia merebahkan badan kembali ke tempat tidur, menyembunyikan
mukanya di bantal.
Katherine
memeriksa sepatu dan botol itu. Kemudian ia mendekati Darrel, mengulurkan
tangan minta maaf.
“Darrel,
aku minta maaf karena telah berpikir bahwa kaulah yang berbuat,”katanya.
“Sesungguhnya aku tak meragukan kejujuranmu, tapi aku harus mempunyai bukti
nyata untuk itu.”
“Oh,
tak apa. Lupakanlah ,”kata Darrel dengan wajah berseri-seri. “Memang aku sangat
menderita karena sikap kalian, tetapi aku ternyata dapat mengandalkan dua orang
sahabat yang tak pernah meragukan aku….Sally dan Mary-Lou. Aku masih beruntung.
Gwendoline tak akan punya sahabat seperti keduanya.”
Satu
persatu anak-anak di kamar itu minta maaf pada Darrel. Alicia agak kaku
sikapnya, sebab ia betul-betul malu akan kata-kata keras yang diucapkannya dulu
itu. Namun memang begitulah sifat Alicia. Selalu keras dan tajam. Ia harus
mendapat banyak pelajaran sebelum bisa menguasai sifat kekerasannya itu dan
memperoleh pengertian dari orang-orang di dekatnya.
“Aku
ingin bersahabat denganmu lagi,”kata Alicia kikuk. “Bergabunglah dengan Betty
dan aku seperti dulu.”
“Terima
kasih,”kata Darrel, dan ia menoleh pada wajah kecil penuh rasa setia, Sally, di
sampingnya “Tapi kalau kau tak keberatan aku lebih suka bersahabat dengan
Mary-Lou dan Sally saja. Aku sering memperlakukan meraka buruk, tetapi ternyata
mereka malah membelaku pada saat aku mendapat kesulitan. Kukira merekalah
sahabat-sahabat sejatiku.”
“Oh,
terima kasih, Darrell!” kata Mery-Lou dengan wajah bahagia.
Sally
tak berkata apa-apa. Tetapi Darrel merasakan sebuah cubitan lembut di
lengannya. Darrel berpaling pada Sally dan tersenyum. Ia juga merasa sangat
bahagia kini. Segalanya telah selesai dan keadaan pasti akan baik terus sampai
akhir semester. Bagus.
Ia
melihat Gwendoline tengkurap di tempat tidurnya, menangis. Dalam
kebahagiaannya, Darrel bahkan tak bisa melihat musuhnya bersedih. Didekatinya
Gwendoline, dan diguncangkannya punggung anak itu perlahan.
“Gwendoline,”katanya,
“aku tak akan mengatakan peristiwa ini pada siapapun. Dan teman-teman di kamar
ini juga akan berbuat yang sama, bila kuminta. Tapi kau harus membelikan pulpen
baru bagi Mary-Lou. Pulpen yang sama indahnya, sama bagusnya dengan pulpen yang
kauhancurkan. Bagaimana?”
“Baiklah,”
kata Gwendoline lemas, hamper tak terdengar. “Aku akan membelikannya.”
Hanya
itulah yang bisa dikatakan Gwendoline.
Ia bahkan tak bisa berkata bahwa ia menyesal. Ia bahkan tak bisa berkata minta
maaf ketika akhirnya ia memberi Mary-Lou sebuah pulpen baru dan sangat bagus.
1.
Tulislah hal yang menarik terhadap novel
tersebut dengan mengisi tabel berikut!
No
|
Hal yang ditanggapi
|
Hal yang membuktikan dari
cerita
|
Alasan Menarik
|
1
|
Tentang tokoh dan
karakternya
|
|
|
2
|
Gaya bahasa
|
|
|
3
|
Gaya bercerita
|
|
|
4
|
Tema
|
|
|
5
|
Latar
|
|
|
2.
Menanggapi komentar teman tentang hal yang
menarik dari novel
No
|
Hal yang Ditanggapi
|
Uraian Tanggapan
|
|
|
|
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 15 Memahami buku novel remaja ( asli /
terjemahan ) dan antologi puisi
|
Kompetensi
Dasar
|
: 15.1 Menjelaskan alur cerita , pelaku dan latar novel
( asli / terjemahan )
|
Indikator
|
1).Mampu
menentukan alur cerita
2). Mampu
menulis tokoh dalam novel yang dibaca
3). Mampu
menentukan latar novel dengan bukti
yang faktual
|
Alokasi
Waktu
|
: 4
X 40 menit ( 2 pertemuan)
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa
diharapkan:
1) Mampu menentukan alur cerita
2) Mampu menulis tokoh dalam novel yang dibaca
3) Mampu menentukan latar novel dengan
bukti yang faktual
Bacalah Kutipan novel berikut kemudian
jawablah pertanyaannya!
A CHANGE OF HEART
(Lynn Stanley,Amerika)
Debora tidur-tiduran
sambil terlentang menatap kelambu ungu buatan Swis bercorak titik-titik yang
tergantung di kamarnya. Dia membolak-balik sebuah novel remaja. Belum lama
membaca, mamanya mengagetkannya.
“ Bagaimana Deb, apa kamu
perlu segelas minuman beralkohol ?”, tanya ibunya. Debora menggeleng.
“Kalau begitu,
siapkan makan malam!”
“ Makan apa kita
malam ini?
“Bistik dan slada
bayam”, jawab mamanya sambil menyisir rambut pirangnya yang panjang terurai. Debora mengerutkan keningnya.
“ Yeak! Mama kan tahu Debora tidak suka slada bayam!
“ Slada bayam penting, Deb,” Nyonya Nichols menekankan suaranya.
Debora tampak
ragu dan menelan ludah dengan sukar. Dia mulai
menjalankan tugasnya membereskan meja makan. Debora meletakkan alat-alat makan dengan hati-hati. Garpu di sebelah kiri
piring, di atas lap tangan. Pisau di sebelah kanan, sisi tajamnya menghadap ke
arah piring.
“ Biar aku saja yang menghabiskan slada bayam ini”, Papa Debora tiba-tiba
muncul di meja makan. Kata-kata ayahnya memberinya sedikit ketenangan seperti
meminum teh hangat di hari yang sangat dingin.
…………………..................................................................…………………....………………………………
Pasal 2
Debora menelepon Cheryl. Suara Debora
terdengar gelagapan ketika berbicara di telepon.
“Cheryl?”
Suara
di seberang sana terdengar lembut, “Ya”.
“ Ini saya Debora!”
Hening. Untuk menghormati pribadi
anaknya, Tuan Nichols dan istrinya meninggalkan ruangan.
“ Ada apa?”, tanya Cheryl.
“ Aku hanya minta maaf”. Cheryl tidak berkata apa-apa.
“ Maksud saya tentang ejekan saya kepadamu sebelum liburan musim panas”
Cheryl masih diam. Cheryl masih tidak percaya, Debora gadis terpopuler di
sekolahnya itu mau minta maaf padanya.
“ Cheryl, saya sudah berpikir bahwa
sekaranglah saat menerimamu untuk bergabung di klub kami”.
Cheryl tidak percaya
dengan apa yang didengarnya. Selama lebih dari setahun, ia sangat ingin menjadi
anggota klub tersebut. Setiap gadis seusianya ingin menjadi anggota klub
tersebut. Klub itu hanya beranggotakan 11 orang dan mereka adalah gadis-gadis
yang paling populer. Anggota klub ini adalah siswa yang paling pandai, paling
populer, dan memiliki pakaian yang paling bagus. Gadis-gadis anggota klub ini
pernah pernah mengadakan perjalanan selama libur Natal dan pernah bermalam
seminggu di sebuah kabin kapal sewaan di danau pada musim panas. Mereka selalu
mengadakan pesta-pesta atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.
................................................................……………………………………………………………………………………
Pasal 3
Setiap orang berubah setelah liburan musim panas, terutama anak laki-laki,
mereka bertambah tinggi paling sedikit 15 cm. Di halaman sekolah itu nampak
anak-anak perempuan mengubah mode rambut mereka, dan hampir setiap orang
memakai pakaian baru.
“ Hi Deb, apa kabar?” Reynold mencium pipi Debora.
“ Baik, bagaimana libur musim panasmu?” Debora kembali bertanya.
“ Cukup menyenangkan, “ Jawab Reynold sambil berlari.
“ Debora!”, Wendy gadis berambut
pirang itu tiba-tiba memeluknya dan mencium pipinya. Wendy mengajak
Debora berlari ke
arah Sally, yang sedang membandingkan jadwal kelasnya di sekitar kantin
sekolah. Sally mengambil jadwal Peter dan memeriksanya dengan teliti.
“ Wah asyk! Kita sekelas di pelajaran fisika dan biologi!” Debora melihat
Cheryl di sudut kantin duduk sendiri.
Debora ingin
mendekat, tapi tiba-tiba keraguan menyergap hatinya. Debora yang angkuh dan
tidak mau minta maaf, kembali merasuk ke dalam pikirannya. Debora terus
berjuang melawan keangkuhannya. Debora berlari mendekati Cheryl. Dengan tegas
ia menjabat tangan yang selama ini dibenci. Cheryl memeluk Debora dengan
hangat.
“ Terima kasih, Ryl kamu mau memaafkan kesalahanku selama ini” mereka
segera menuju kelas yang sudah dipenuhi siswa lain.
Jawablah
pertanyaan berikut!
1.
Jelaskan alur kutipan novel diatas dengan
menunjukkan tahapan-tahapannya!
2.
Siapakah tokoh utama dalam kutipan di atas?
Bagaimana watak tokoh tersebut? Jelaskan dengan disertai bukti kutipannya!
3.
Tentukan latar yang terdapat dalam kutipan
novel di atas! Jelaskan dengan disertai bukti kutipannya!
4.
Adakah keterkaitan antara alur cerita, tokoh
dan setting dalam cerita di atas?
Jelaskan dengan alsan yang logis!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
: 15 Memahami buku novel remaja ( asli /
terjemahan ) dan antologi puisi
|
Kompetensi
Dasar
|
: 15.2 Mengenali ciri – ciri umum puisi dari buku
antologi puisi
|
Indikator
|
1).Mampu
mendata hal – hal yang bersifat khusus dari
puisi – puisi dalam antologi
2).
Mengidentifikasi ciri – ciri umum puisi yang
terdapat
dalam buku
antologi puisi
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui pembelajaran siswa diharapkan
dapat:
1). mendata hal –
hal yang bersifat khusus dari puisi – puisi
dalam antologi
2).
Mengidentifikasi ciri – ciri umum puisi yang terdapat dalam buku antologi
puisi
Bacalah puisi berikut kemudian
jawabalah pertanyaannya!
|
Jelaskan ciri-ciri
puisi tersebut dari segi:
NO
|
Indikator
|
Jawaban
|
1
|
Makna Puisi
|
|
2
|
Rima/persajakan
|
|
3
|
Kata-kata majas
|
|
4
|
Pilihan kata
|
|
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sekolah
|
:
SMPN 1 FATULEU
|
Mata
Pelajaran
|
:
Bahasa Indonesia
|
Kelas /Semester
|
:
VIII/2
|
Standar
Kompetensi
|
16.
Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
|
Kompetensi
Dasar
|
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan
kata yang sesuai
|
Indikator
|
1).
Mampu mendata obyek yang akan disajikan bahan
menulis puisi
2).
Mampu menulis puisi dengtan menggunakan pilihan
kata yang tepat
3).
Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis
|
I.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran siswa
diharapkan dapat:
1) Mendata obyek yang akan dijasikan bahan
menulis puisi
2) Menulis puisi dengtan mengguinakan pilihan
kata yang tepat
3)
Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis
ii. Hal- Hal yang perlu diperhatikan :
1). Mendata
obyek yang akan disajikan bahan menulis puisi
Misalnya:
·
mengamati seputar lingkungan sekolah taman,
pohon, kolam, tempat
sampah, dll.
·
Menyusun kata-kata terkait objek yang
diamatinya dengan bebas
·
Menyunting susunan kata-kata agar menjadi
puisi yang bagus.
2). Menulis puisi dengtan menggunakan
pilihan kata yang tepat
3). Menyunting sendiri pilihan kata
yang ditulis
SOAL LATIHAN :